Kamis, 27 Desember 2012

Tentang ArcGIS (Part 6)

Melenjutkan lagi dari postingan ane sebelumnya, kali ini kita akan mencoba mendigit sisa dari bagian - bagian pada peta yang belum terdigit. pada postingan sebelumnya, kita telah mendigit bangunan dan jalan, nah kita akan melanjutkan digitasi pada bagian yang belum didigit tetapi dengan cara yang berbeda. let's do it hahaha
kita anggap saja bagian yang  belum didigit itu adalah Ruang Terbuka Hijau (RTH). langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menggabungkan attributes - attributes dengan jenis yang sama yang terdapat pada setiap layer. caranya yaitu dengan memilih attribute-nya lalu klik tools editor -> merge (jangan lupa untuk mengklik start editing sebelum memulai langkah - langkahnya dan pastikan targetnya benar).


lakukan hal yang sama pada attributes yang lain dan pada layer yang lain juga. setelah selesai jangan lupa untuk menyimpan perubahan dengan mengklik editor -> save edits


Langkah selanjutnya adalah menggabungkan layer - layer yang ada agar menjadi satu layer yang baru. hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tools yang ada di toolbox. pada toolbox pilih Data Management Tools -> General -> Merge maka akan muncul tampilan seperti ini:


Masukkan layer - layer yang akan digabungkan pada kolom Input Datasets. setelah semua layer dimasukkan, klik Ok.


maka hasilnya akan ada layer baru yang merupakan gabungan dari beberapa layer.


barulah sekarang kita mulai mendigit RTH. diawali dengan mengklik editor -> start editing, dan jangan lupa pastikan target yang dipilih adalah layer yang baru dibuat tadi, dalam contoh ini ane kasi nama Merge_1.


buat rectangle pada peta yang ada dengan menggunakan sketch tool lalu isi attribute table-nya dengan keterangan RTH.


 Setelah itu pilih attribute yang ada di tabel attribute satu persatu. sebagai contoh ane pilih attribute perkantoran dan klik editor -> clip -> ok.


 Lakukan hal yang sama pada semua attribute yang ada, maka hasilnya akan seperti ini:


Langkah berikutnya adalah mengganti warna - warna pada bangunan dan yang lainnya. caranya yaitu dengan melakukan klik kanan pada layer Merge_1 lalu pilih properties.


Pilih symbology -> categories lalu ubah value field-nya menjadi "keterangan".


Kemudian klik add all value maka akan keluar seluruh value yang ada. kita dapat mengubah warna masing - masing value dengan cara memilih value-nya lalu klik kanan dan pilih properties for selected symbol(s) lalu pilih warna pada "fill color".



Jika semua value sudah diberi warna, klik ok. maka hasil yang didapatkan adalah seperti ini:

 

langkah terakhir yang harus dilakukan adalah save edits dan kemudian stop editing.



Semoga Bermanfaat............

Rabu, 19 Desember 2012

Tentang ArcGIS (Part 5)

       menyambung dari apa yang telah kita lakukan pada postingan sebelumnya, maka kali ini kita akan mencoba untuk mendigit jalan. langkah awal yang harus dilakukan sama seperti sebelumnya, yaitu membuat shapefile terlebih dahulu pada ArcCatalog. disini ane menamai shapefilenya dengan "Jalan_Polygon" dan memilih feature type "polygon".


Jangan lupa untuk menentukan koordinat mana yang akan digunakan. setelah shapefilenya dibuat, klik dua kali pada shapefile tersebut kemudian akan muncul tabel yang berisi field - filed apa saja yang ada di dalam shapefile tersebut. tambahkan field keterangan dengan data type "text". Dengan begitu shapefile yang sudah dibuat sudah siap untuk didigit.


langkah selanjutnya adalah membuka ArcMap dan masukkan data shapefile jalan_polygon yang telah dibuat. kemudian barulah kita lakukan digitasi dengan menggunakan tools editor. klik pada tulisan editor dan pilih "start editing". kita dapat melakukan digitasi dengan sketch tools yang didalamnya terdapat beberapa pilihan.


Dan jangan lupa pastikan bahwa layer yang kita pilih adalah layer yang akan diproses yaitu layer jalan_polygon.


lakukan digitasi pada seluruh jalan yang ada dan jangan lupa untuk mengisi attribute tabelnya.


kita bisa menyatukan bentuk - bentuk digitasi yang telah kita kerjakan dengan cara memilih bentuk - bentuk digitasi tersebut menggunakan tools "select features" lalu klik pada tools editor dan pilih "merge".






Semoga Bermanfaat.........

Rabu, 12 Desember 2012

Tentang ArcGIS (Part 4)

       abang - abang kakak - kakak agan agan semuaaaaa.. kali ini ane mau ngejelasin tentang bagaimana sih cara mendigit bangunan, jalan dan lain - lain. kali ini ane ambil contohnya mendigit bangunan dulu yaa. langkah langkahnya seperti berikut ini...
untuk melakukan digitasi bangunan pada ArcGIS, terlebih dahulu kita harus membuat "Shape File". Shape File ini dibuat di dalam ArcCatalog. pada ArcCatalog, masuk ke folder tempat dimana kita menyimpan peta/gambar yang akan kita digit tersebut. setelah itu klik kanan pada mouse -> new -> Shapefile.


maka akan muncul tampilan seperti gambar dibawah ini.


isi kolom name yang tersedia kemudian pilih salah satu feature type nya, dalam contoh kali ini kita pilih polygon. setelah itu klik tulisan edit untuk menentukan koordinat system yang akan kita pakai untuk shapefile tersebut. pilih Select -> Geographic Coordinate System -> World -> WGS 1984 kemudian Ok. dengan begitu Shapefile bangunan yang kita butuhkan sudah ada, untuk menambah kolom tabel yang terdapat dalam shapefile tersebut, cukup dengan mengklik dua kali shapefilenya, lalu tambahkan field yang ingin ditambahkan lalu klik ok. seperti pada gambar dibawah ini.


Setelah semua pengaturan pada shapefile bangunan selesai, barulah kita buka ArcGIS dan mulai mendigit. add data peta/gambar yang akan didigit dan juga shapefile bangunan yang tadi kita buat. kemudian tambahkan tools editor dengan cara memilih menu View -> Toolbars -> Editor.


barulah kita lakukan digitasi bangunan menggunakan Sketch Tools yang ada pada tools editor.


 digit satu demi satu bangunan yang ada pada peta/gambar yang telah kita masukkan itu. setelah satu bangunan selesai didigit, jangan lupa untuk "Open attribute Table" dengan cara klik kanan pada layer shapefile bangunan. isi keterangan pada kolom keterangan yang telah tersedia. begitu seterusnya sampai semua bangunan selesai kita digit....



Semoga bermanfaat.................................

Rabu, 28 November 2012

Tentang ArcGIS (Part 3)

       Pada Postingan ane yang sebelumnya, ane udah ngejelasin tentang bagaimana memberikan koordinat ke peta/gambar yang tidak memiliki koordinat. kali ini kita masih akan melakukan hal yang sama, hanya saja peta yang kita ambil langsung dari google earth dan koordinatnya juga berasal dari google earth. langkah pertama yang harus kita lakukan tentu saja membuka aplikasi google earthnya dan pastikan internet sudah "connected" hahaha. kalau sudah ditentukan peta mana yang akan diambil, pilih menu add pada toolbar kemudian pilih "placemark" maka akan muncul tampilan seperti berikut:


di dalam tampilan diatas, ada dua koordinat yaitu latitude dan longitude. kedua koordinat itulah yang akan kita gunakan dalam proses georeferencing di ArcGIS nanti. tambahkan placemark sebanyak yang ente mau gan, di sini ane nambahin sampai 4 placemark dan jadi begini gambarnya


peta yang sudah diberi placemark itu di save, kemudian buka ArcGIS dan add data peta yang sudah disave barusan. seperti postingan ane sebelumnya, peta yang sudah ditambahkan untuk diproses di ArcGIS ini tidak memiliki koordinat, oleh karena itu hal yang pertama dilakukan dengan memilih menu View -> Data Frame Properties. pilih predefined -> Geographic Coordinate Systems -> World -> WGS 1984 kemudian klik Ok. setelah itu, kita lakukan georeferencing seperti yang sudah ane jelaskan di postingan sebelumnya yaitu menggunakan tools "add control points"


klik pada ujung dari placemark yang sudah ada kemudian klik kanan dan pilih "Input X dan Y" maka akan muncul tampilan seperti ini:


isi koordinat X dan Y pada kotak Enter Coordinates tersebut dengan koordinat yang sudah kita dapatkan di google earth tadi.
 
Lakukan hal yang sama pada placemark yang lainnya, setelah selesai lakukan update georeferencing.


Semoga Bermanfaat......


 

Kamis, 22 November 2012

Tentang ArcGIS (Part 2)

        naaaahhhh kali ini kita akan mulai membahas tentang digitasi. tapi belum mendalam ya soalnya ane sendiri juga baru diajarin ilmunya haha. seperti halnya AutoCAD, ArcGIS juga bisa digunakan untuk mendigit peta atau gambar. langkah pertama yang dalam melakukan digitasi adalah memasukkan peta yang akan didigit dengan menggunakan menu "add data". setelah data/peta yang dipilih dimasukkan, maka akan muncul peringatan seperti yang terlihat pada gambar berikut:


maksud dari peringatan tersebut adalah ArcMap tidak bisa mendapatkan titik - titik koordinat dari peta yang dimasukkan sehingga jika menambah peta tersebut maka koordinat yang tertera adalah koordinat yang "ngasal" dengan tulisan "unknown units". klik Ok saja peringatan tersebut karena nantinya kita akan mengatur ulang titik koordinatnya. langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengatur ulang titik - titik koordinatnya dengan memilih menu view -> data frame properties makanya akan muncul tampilan seperti berikut:

pilih predefined -> Geographic Coordinate Systems -> World -> WGS 1984 kemudian klik Ok. kemudian  gunakan tools "georeferencing" untuk mengatur ulang titik - titik koordinatnya. jika georeferencing belum ada dalam toolbar, kita dapat menambahkannya dengan memilih menu view -> toolbars -> Georeferencing. gunakan tools "add control points" yang berada dideretan tools dari georeferencing seperti gambar berikut


pada peta, pilihlah daerah yang akan dimasukkan titik - titik koordinatnya. yang paling mudah yaitu dengan memcari titik perpotongan antara koordinat - koordinat yang sudah tertera di peta sehingga akan memudahkan dalam proses menentukan ulang titik - titik koordinatnya. pada titik yang sudah dipilih, klik kemudian klik kanan lalu pilih input DMS of Lon and Lat maka akan muncul tampilan seperti berikut:


masukkan angka - angka koordinatnya pada kolom yang tersedia lalu klik Ok. lakukan hal yang sama pada 2 - 4 daerah yang berbeda. setelah selesai mengatur ulang titik koordinat, hal selanjutnya yang dilakukan adalah mengupdate titik - titiknya agar titik yang telah kita atur tidak berubah - ubah lagi yaitu dengan memilih georeferencing kemudian klik "update georeferencing". Dan akhirnya peta yang tadinya tidak memiliki koordinat sekarang sudah memiliki koordinat.
       lalu bagaimana jika titik - titik koordinat yang akan dimasukkan tidak tertera pada peta yang akan diatur ulang koordinatnya? jika menemukan kasus seperti itu, ikuti langkah - langkah yang akan ane jelaskan. pertama tambahkan peta/gambar yang akan di-georeferencing-kan kemudian tambahkan juga peta/gambar yang akan dijadikan acuan untuk menentukan titik pada peta yang akan digeoreferencing. pastikan layer yang terpilih adalah layer dari peta yang akan di-georeferencing-kan. pilih tools "add control points" kemudian pada peta yang di-georeferencing-kan klik pada titik/daerah yang menjadi patokan, kemudian tarik titik tersebut ke titik/daerah yang sama pada peta acuan. Lakukan hal yang sama pada 2 - 4 daerah yang berbeda.


jika semua langkah dilakukan tanpa keslahan, hasil yang didapatkan adalah seperti ini:


kemudian lakukan update georeferencing dan proses georeferencing pun selesai..





Semoga bermanfaat......

Jumat, 16 November 2012

Tentang ArcGIS (part 1)

       agan - agan, kali ini ane mau ngebahas tentang software untuk membuat atau mengolah peta ni, nama softwarenya itu ArcGIS. sebelum kita membahas lebih jauh tentang ArcGIS, ada baiknya terlebih dahulu kita mengetahui apa aja sih isi di dalam software ArcGISnya itu. kalau nanti ArcGIS sudah diinstal ke komputer atau laptop, maka didalamnya akan ada yang namanya ArcCatalog, ArcGlobe, ArcMap, ArcReader, dan ArcScene. nah untuk kali ini kita bahas dulu ArcCatalog dan ArcMap. ArcCatalog adalah salah satu program dari ArcGIS yang digunakan untuk mencari, mengorganisir, membagi struktur data dalam ArcGIS. jika melihat tampilan dan fungsinya, ArcCatalog memliki fungsi yang hampir sama dengan windows explorer. jika ingin mencari data di  dalam ArcCatalog, maka kita klik menu "Connect to folder". setelah itu tinggal kita cari folder dan datanya. di dalam ArcCatalog ada yang namanya content, preview dan metadata. content memiliki fungsi menampilkan nama dan tipe file yang kita buka.

     
Preview memiliki fungsi menampilkan isi dari file yang kita buka agar file tersebut tampak lebih jelas. Dengan menggunakan menu identify maka kita akan dapat melihat keterangan - keterangan dari file yang kita buka.


Sedangkan metadata memiliki fungsi menampilkan deskripsi atau penjelasan yang ada dalam file yang kita buka.


       Kemudian ada yang namanya ArcMap. ArcMap juga merupakan salah satu program dari ArcGIS yang dapat dikatakan sebagai program utama karena di ArcMap lah kita melihat, mengedit dan membuat data geospasial atau peta. Yang mau ane jelasin disini baru seputar cara untuk membuka/memasukkan data ke ArcMap. jika ingin memasukkan data ke ArcMap, kita dapat mengklik "add data" yang ada di menu file. kemudian jika ingin melihat tata letak atau layout dari peta/gambar yang sudah dibuka, kita dapat melihatnya dengan mengklik menu view dan pilih layout view, maka peta/gambar akan tampak berada dalam selembar kertas. kita dapat mengatur ukuran kertas apa yang ingin dipakai seperti halnya dalam microsoft word.

  

        jika peta/gambar yang kita edit atau buat telah selesai dan diatur dalam layout view, kita dapat menyimpannya dalam jenis file PNG, JPEG, PDF, EMF, Al, EPS, SVG, BMP, GIF dan TIFF yaitu dengan cara mengklik menu file dan pilih "export map". sepertinya sampai disini dulu pembahasan tentang ArcCatalog dan ArcMap. pembahasan selanjutnya akan ada dalam postingan selanjutnya...

Semoga Bermanfaat..   
            

Senin, 01 Oktober 2012

Sekilas Tentang Tanjungpinang

heeeelloooo agan agan semuaaa..
apa kabar? sehat? hahahaha
kali ini ane mau cerita - cerita sedikit nii tentang kampung halaman ane tercinta Kota Tanjungpinang. berdasarkan pengalaman ane ni yaa, masih banyak loh orang - orang yang gak tau kalo ada kota yang namanya Tanjungpinang. Tanjungpinang itu sendiri merupakan ibukota dari provinsi Kepulauan Riau. letaknya sendiri di Pulau Bintan, masih tetanggaan sama Pulau Batam, tapi memang gak setenar Batam hahaha. Suku melayu dan Tionghoa adalah suku yang bisa dibilang dominan di Tanjungpinang ini karena zaman dulu banyak masyarakat melayu dari sekitar Pulau Bintan yang bermigrasi ke Pulau Bintan. untuk saat ini sih gak cuma suku melayu yang ada di Tanjungpinang, ada juga Jawa, Minang, Bugis dan Batak, bahkan sampai ada daerah yang dinamakan kampung jawa dan kampung bugis. tapi walaupun begitu, budaya melayu tetap terasa kental di sini, hal ini bisa dilihat dari dialek melayu yang kerap terlontar dari perbincangan warganya dan warga tetap menghargai orang - orang dari suku lain tersebut.

ada satu tempat di  Tanjungpinang yang menjadi tempat favorit masyarakat Tanjungpinang untuk menghabiskan waktu senggang sore mereka, masyarakat menyebutnya "Tepi Laut". kenapa namanya tepi laut? iya karena memang tempatnya itu berada di tepi laut hehe. menyusuri jalan kota yang membentang di sepanjang tepi laut adalah cara yang pas untuk menikmati dan mengenal Kota Tanjungpinang. gak cuma sore, kalo malam juga tepi laut rame, apalagi kalo malam minggu, beeeuuhhh kadang - kadang sampai macet tu jalan. naaahh di tepi laut ini ada ni satu tempat makan namanya Melayu Square. Di Melayu Square ini kita bisa mencicipi masakan - masakan khas melayu sambil nongkrong - nongkrong, kalo kate orang sane tu "ngopi - ngopi" padahal yang ditenggak tu bukan juge kopi hahaha.

 
 Karena lokasinya jelas di tepi laut, sudah pasti menu - menu makanan yang ada gak jauh dari seafood. tetapi ada juga menu makanan yang gak berbau seafood. yang mau ane bilang disini, kalo ntar agan - agan mampir ke Tanjungpiang jangan lupa nyobain yang namanya Gonggong. Gonggong, apaan tu? gonggong itu sejeni siput yang biasanya dimasaknya hanya direbus trus makannya dicocol pake sambel gitu, pokoknya ajjiiiibbbb deh, rugi kalo udah ke Tanjungpinang gak nyobain gonggong. Ni ane tunjukin yang namanya gonggong gan.

Kalo minuman - minumannya ya seperti yang biasa tersedia di tempat nongkrong, kayak cappuccino, teh tarek dan yang lainnya. Ada satu yang unik ni dari minuman di Tanjungpinang, namanya teh obeng. kayak gimana bentuknya teh obeng? teh obeng itu sebenarnya es teh manis yang biasa agan - agan minum, kenapa namanya teh obeng ane sendiri juga gak tau pasti, tapi katanya sih teh obeng itu berasal dari bahasa tionghoa dan sampai sekarang sebutan teh obeng masih dipakai di kalangan masyarakat Tanjungpinang.

Tempat nongkrong udah, makanan + minuman udah, sekarang ngomongin wisata alamnya. di Tanjungpinang sendiri ada pantai yang namanya Pantai Trikora. Pantai ini tempat yang biasa dikunjungi masyarakat Tanjungpinang kalo lagi liburan gan. Pantainya indah, lautnya bersih, pasirnya putih, yaa pokoknya manteepp banget dahh kalo menghabiskan waktu libur di sana. ini ni pantainya...


 Segitu dulu yaa cerita ane tentang kampung halaman ane tercinta. Kalo pengen tau lebih banyak lagi, datang aja langsung ke Tanjungpinang hehehe.


TAK MELAYU HILANG DI BUMI .......

Rabu, 26 September 2012

Perubahan Guna Lahan dari Perkebunan dan Hutan Menjadi Kawasan Pemerintahan Baru di Kelurahan Senggarang Kota Tanjungpinang

Sebab – Sebab Perubahan Guna Lahan di Kelurahan Senggarang
          Kota Tanjungpinang merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sejak ditetapkan sebagai ibukota provinsi tahun 2001, otomatis menjadikan Kota Tanjungpinang sebagai pusat pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau. Dan oleh karena itu Kota Tanjungpinang harus menyediakan pelayanan yang maksimal agar fungsinya sebagai ibukota provinsi dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kelurahan Senggarang yang berada di Kecamatan Tanjungpinang Kota merupakan daerah yang bisa dikatakan terisolir karena jauh dari pusat kota dan pembangunannya masih sedikit dibandingkan dengan perumahan di wilayah kelurahan lain yang ada di Kota Tanjungpinang. Penggunaan lahannya sebagian besar hanya terdiri dari hutan dan perkebunan sehingga masih banyak lahan yang dapat dipergunakan untuk melakukan pembangunan.
          Sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Senggarang pun masih terbilang sedikit. Jalan yang digunakan masih banyak yang tidak beraspal, walaupun beraspal, jalan – jalan tersebut hanya memiliki lebar yang kecil. Penerangan di sepanjang jalannya pun minim. Sedikit sekali tersedia lampu – lampu di sepanjang jalan yang ada. Hal inilah yang membuat pemerintah Kota Tanjungpinang dan pemerintah Provinsi Kepulauan Riau memilih dan menetapkan untuk melakukan perubahan guna lahan di Kelurahan Senggarang menjadi kawasan pemerintahan baru agar terwujudnya pembangunan yang merata di seluruh pelosok Kota Tanjungpinang karena pembangunan dan penggunaan lahan di Kota Tanjungpinang masih cenderung berada di Kecamatan Tanjungpinang Barat dan Kecamatan Bukit Bestari.

Besarnya Perubahan Guna Lahan
          Perubahan guna lahan yang dilakukan di Kelurahan Senggarang merupakan bagian dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tanjungpinang tahun 2010 - 2030 yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa BWK V mempunyai fungsi utama sebagai kawasan pengembangan dan pemerintahan baru yang meliputi Kelurahan Kampung Bugis dan Kelurahan Senggarang. Perubahan Guna lahan yang telah dilakukan dari kurun waktu 2007 sampai 2012 dapat dilihat dengan sudah berdirinya beberapa kantor pemerintahan baik kantor pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau maupun kantor pemerintahan Kota Tanjungpinang. Kantor – kantor yang sudah dibangun dan sudah dapat ditempati antara lain Kantor Walikota Tanjungpinang, Kantor DPRD Kota Tanjungpinang, Kantor Badan Narkotika Nasional Kota Tanjungpinang, Kantor Pertanahan Kota Tanjungpinang, Kantor Pengelolaan DAS Provinsi Kepulauan Riau, Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Provinsi Kepulauan Riau dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau.
          Sedangkan yang masih dalam tahap pengerjaan pembangunannya antara lain pembangunan Gedung Kantor 5 lantai, pembangunan Gedung Aula Kantor Walikota, pembangunan rumah jabatan walikota, wakil walikota, ketua dan wakil ketua DPRD dan pembangunan Gedung Wanita. Pembangunan gedung – gedung tersebut merupakan upaya membangun Senggarang sebagai kawasan pemerintahan dan sebagai salah satu titik pengembangan kota baru yang akan menjadi daya dorong kawasan Senggarang. Program-program tersebut diharapkan akan menjadi program yang saling memperkuat satu dengan lainnya, seperti Gedung Kantor 5 Lantai dan Aula Kantor Walikota, nantinya akan menjadi aset yang melengkapi fungsi senggarang sebagai pusat pemerintahan, yang selama ini belum dimiliki Pemko Tanjungpinang. Terkait pembangunan rumah jabatan, bahwa hal tersebut merupakan amanat Peraturan Pemerintah yang mengharuskan Pemerintah Daerah menyiapkan Rumah jabatan bagi Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah serta pimpinan DPRD. Nantinya rumah-rumah jabatan tersebut akan menjadi kawasan alun-alun kota yang menjadi icon kota serta akan menjadi pendorong berkembangnya kawasan-kawasan disekitarnya. Selain membangun gedung – gedung tersebut, pemerintah juga membangun suatu tempat yang di dalamnya terdapat bangunan – bangunan rumah adat yang mencerminkan suku – suku apa saja yang mempunyai jumlah cukup representatif di Kota Tanjungpinang. Pembangunan – pembangunan ini tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi yang kian hari kian meningkat di sertai dengan perkembangan kota yang semakin pesat. Laju pertumbuhan ekonomi yang diukur dari besaran Produk Domestik Bruto atas dasar harga konstan mengalami pertumbuhan sebesar 7,08 persen pada tahun 2010 yaitu dari 2.363.287,95 juta rupiah pada tahun 2009 menjadi 2.530.705,74 juta rupiah pada tahun 2010. Pertumbuhan yang cukup tinggi inilah yang menjadi gairah dalam meningkatkan kegiatan pembangunan Kota Tanjungpinang.
          Dengan dilakukannya perubahan guna lahan bukan berarti pemerintahan mengubah seluruh tatanan lahan yang ada di Senggarang. Pemerintah tetap memperhatikan terjaganya kelestarian lingkungan. Di Senggarang sendiri lahan seluas 150 hektare sudah ditetapkan sebagai hutan kota dan di dalamnya juga terdapat kebun koleksi dengan aneka jenis buah.

Dampak Perubahan Guna Lahan
          Perubahan guna lahan yang dilakukan pemerintah Kota Tanjungpinang tentunya memberi dampak baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif dari perubahan guna lahan di Senggarang yaitu semakin bertambahnya sarana dan prasarana yang ada di Senggarang seperti bertambahnya akses jalan menuju kesana. Hal ini dapat dilihat dengan adanya pembangunan jembatan yang menghubungkan pusat kota yang lama dengan Senggarang. Selain itu jalan – jalan yang awalnya tidak beraspal sekarang sudah mulai banyak yang di aspal dan untuk jalan yang sudah beraspal pemerintah melakukan pelebaran jalan. Dengan dijadikannya Senggarang sebagai kawasan pemerintahan otomatis nantinya pemerintah dan pihak swasta akan menambah angkutan umum yang melewati jalan menuju Senggarang agar masyarakat dapat ke sana dengan lebih mudah. Dengan semakin ramainya masyarakat yang datang ke Senggarang juga membuat penduduk Senggarang mendapatkan pekerjaan karena mereka dapat membuat warung di sepanjang jalan raya yang ada.
          Sedangkan dampak negatif dari perubahan guna lahan di Senggarang yaitu sudah pasti mengurangi Ruang Terbuka Hijau yang ada di Senggarang walaupun pemerintah juga sudah menyediakan sejumlah lahan khusus sebagai RTH, banyak terjadi penyerobotan lahan dari masyarakat luar yang masuk ke daerah tersebut sehingga banyak timbul permasalahan tanah yang menjadi sengketa dimasyarakat. Sering terjadinya kenakalan remaja dengan aksi kebut – kebutan di jalan raya sehingga menimbulkan keresahan dimasyarakat.